Full team Zy family

Hari ahad, 19 Februari 2017
Adalah hari yang bahagia untuk keluarga kami. Kami bisa berkumpul dihari libur ini dari pagi hingga menjelang malam lengkap dengan seluruh anggota keluarga.

Saya, suami dan ketiga anak kami sangat memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan disela-sela aktivitas dan tempat kami melewati hari yang masing-masing berbeda.

Saya dengan kesibukan mengajar dari pagi hingga petang.
Suami dengan kesibukan bekerja mencari nafkah dari sehabis sholat subuh hingga setelah sholat isya.
Anak sulung kami yang sehari-harinya di pondok pesantren asrama putra.
Dan kedua anak putri kami yang sehari-harinya melewati segala kegiatannya di pondok pesantren asrama putri.

Kami sangat menanti-nanti waktu pertemuan ini. Karena kami bisa saling bercerita, saling mengungkapkan segala kerinduan kami yang sangat dalam yang selama tak bertemu di masing-masing hati kami. Kami saling tertawa - bercanda. Juga saling mendengarkan hikmah dari setiap yang berbicara.

Anak kami yang bungsu menjadi yang pertama kali mengahmpiri kami, memeluk, mencium dan memandang penuh sayang. Aah, betapa indah rasa rindu yang terbalas ini ketika memandang matanya, dengan wajah yang penuh senyum bahagia.

Anak kami yang tengah selalu bisa menjadi penengah bagi kakak dan adiknya. Dia lebih dulu memulai cerita, dia paling senang bercerita tentang semua. Semua yang dia lewati selama di asrama. Apa saja dia ceritakan. Bahkan dialah yang selalu membuat surat cinta untuk keluarga yang ditujunya. Bukan hanya satu lembar, dua, tiga atau bahkan berlembar-lembar coretan tangannya dengan tulisan sederhana yang mengalir dari perasaannya. Itu cukup membuat kami terharu dan tambah menyayanginya.
Anak kami yang tengah sangat penyayang, dan perhatian kepada keluarganya bahkan kepada siapapun.

Anak kami yang sulung lebih memendam perasaan sayangnya. Tapi kami yakin, dia pun sangat menyangi kami orangtuanya dan juga adik-adik perempuannya. Hanya saja si sulung sepertinya tidak dapat mengungkapkan perasaannya seperti adik-adiknya. Tapi dari tatapan matanya dan dari perilakunya yang senantiasa menuruti perkataan kami orangtuanya, kami sudah bisa merasakan rasa sayangnya. Dia senantiasa menyayangi kami lewat do'a-do'anya. Do'a yang dipanjatkan oleh anak sholeh penghafal Qur'an sangat kami rasakan dalam perubahan hidup keluarga kami. Walaupun kami hidup penuh dengan ujian. Tapi kami sangat merasakan keberkahannya. Mungkin dari do'a-do'a yang telah anak kami panjatkan kepada Allah.

Malam ini, rumah kami kembali sunyi, tinggal saya dan suami yang mengisi ruang yang cukup untuk kami tempati selama ini.
Bersama kisah bahagia yang telah kami lewati hari ini.

Ya Allah, indahkanlah selalu hari-hari kami bersama keluarga.
Lindungilah anak-anak kami saat tak bersama kami dengan orang-orang yang juga menyayangi mereka.
Sebagaimana kami meyayangi mereka sepenuh hati, menjaga mereka dengan kesabaran dan penuh cinta kasih.

#ODOPfor99days
#ODOPday27
#membersamaianak
#belajarkomunikasiproduktif
#belajarikhlas
#dreamprayaction

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misi Pernikahan atau Misi Keluarga (Part 1) by Ust. Harry Santosa

Materi ke 10 Matrikulasi IIP batch#1

Saudara & Persaudaraan