Melatih Kemandirian (part 7)

Target kemandirian anak-anak Zy family bisa dilatih hari Sabtu-Minggu ini karena anak-anak saya libur dari pesantren dan bisa pulang kerumah walau cuma menginap semalam. Poin-poin penting kemandirian bisa mulai diterapkan secara konsisten. Sebetulnya sejak dulu telah dilatih dan dipercayakan. Hanya tidak pernah secara konsisten dilakukan.

Mulai dari si sulung Daffa, usia 12 tahun:
-bangun sholat tahajud ataupun subuh tiap hari tanpa dibangunkan lagi jika sedang libur pulang kerumah.
Tantangan ini belum berhasil karena si abang masih saya bangunkan untuk sholat tahajjud dan subuh di mesjid.

-gadget hour.
Target saya memberikan gadget hour maksimal 2 jam sepekan.
Ini pun belum berhasil. Karena sejak libur dirumah, abang banyak chatting dengan teman-temannya karena sama-sama libur pulang kerumah.

-muroja'ah hafalan Qur'an dengan tartil.
Karena liburan begitu singkat, kami tidak meminta abang untuk murojaah. Hanya menanyakan apakah pencapaian hafalannya sudah baik atau belum.

-berjalan dibelakang ummi, abi dan adik-adiknya ketika bepergian.
Targetnya agar si abang timbul rasa tanggungjawab dan melindungi keluarganya.
Ini berhasil dilakukan saat kami berjalan-jalan ke salah satu Mall di depok.

Melatih Kemandirian kak Dyfana, 8 tahun.
-Berteman baik dengan siapapun.
Kakak bercerita tentang kegiatannya selama dua pekan dipesantren. Alhamdulillah tidak ada masalah yang dilaporkan kakak tentang temannya. Mudah-mudahan kakak sudah lebih bijak dalam bermain dengan teman-temannya.

-Bisa melindungi dan mengajak main adiknya.
Kak Dyfana sudah mulai bisa melindungi adiknya, mengajak adiknya bermain bersama, dan bercerita berdua. Bahkan jika mereka berdua sudah saling bercerita, rumah kami terasa ramai sekali. Ah.. senangnyaa..

Melatih Kemandirian Dek Dyziana, 6 tahun.
-Tidak sering ngambek lagi.
Alhamdulillah liburan kali ini dek Dyzi tidak ngambek. Karena sejak awal penjemputan, saya dan suami sepakat langsung mengajaknya main game Scooter di Mall. Itu memang permintaannya sejak dua pekan yang lalu.
Karena merasa keinginannya sudah dituruti, Alhamdulillah dedek senang dan tidak ngambek.

-Bisa mengatur pakaian maupun barang-barang pribadinya sendiri.
Pakaian dan benda-benda yang dedek pakai dapat diletakkan kembali ketempatnya sendiri.

-Mengurangi jajanan yang kurang sehat.
Hari Minggu pagi saat abang dan abi sholat subuh berjama'ah di masjid, kak Dyfana, dek Dyzi dan ummi sepakat membuat pudding instan didapur.
Kami membuat kesepakatan hari ini tidak boleh jajan sembarangan.
Pembagian tugaspun dimulai.
Ummi menanyakan kesediaan mereka berbagi tugas.

"Siapa yang mau menggunting kemasan pudding dan siapa yang mau menuang airnya?"
"Dedek yang menggunting." (Jawab dedek terlebih dahulu)
Maka sang kakak mengalah..
"Kakak yang menuang air."
"Oke.. kita mulai ya.." (ajak ummi)
Sayapun menyediakan 2 buah sendok untuk mereka agar bisa sama-sama mengaduk sebelum dipanaskan.
Mereka sangat senang sekali belajar memasak.
Setelah bubuk pudding dan air diaduk rata, lalu kakak membantu mengangkat pancinya keatas kompor.
Dan saya yang melanjutkannya sampai mendidih. Dan menuangkannya ke cetakan. Lalu dimasukkan kedalam lemari es. Saat puddingnya jadi. Dan si abang sudah pulang dari membeli makanan untuk sarapan. Pudding sudah siap dimakan.
Dan.. seloyang pudding coklat langsung habis dimakan bertiga. Haap.. 😁

#melatihkemandiriananak
#kelasbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misi Pernikahan atau Misi Keluarga (Part 1) by Ust. Harry Santosa

Materi ke 10 Matrikulasi IIP batch#1

Saudara & Persaudaraan