Misi Pernikahan atau Misi Keluarga (Part 1) by Ust. Harry Santosa

Misi Pernikahan atau Misi Keluarga (Part 1)
by Ust. Harry Santosa

#fitrahkeluarga #familycoremission

Konon jumlah perceraian di Indonesia mencapai angka fantastis yaitu 36 kasus per jam. Sebanyak 70% nya adalah karena Khulu' atau cerai atas gugatan istri. Apa penyebabnya?

Mereka yang produk persekolahan materialis pasti selalu menduga faktor ekonomilah penyebab utamanya, mohon maaf saja, bukan itu, tetapi penyebab utamanya adalah ditemukannya para suami tidak memahami bahasa cinta istrinya.

Ada suami yang kaget dan sangat sedih karena tiba tiba digugat cerai istrinya. Itu sakitnya luarbiasa. Bayangkan saja, dia merasa selama ini sudah menjadi suami yang baik, memberikan rumah terbaik bahkan bagus untuk ukuran keluarga di kota besar, perhiasan yang cukup, kendaraan keluarga yang cukup prestise dsbnya. Lalu masalahnya apa?

Ternyata sang suami "tidak pernah memuji istrinya" dan "sedikit memiliki waktu bersama".

Bila kemudian rujuk kembali, sepanjang tidak memahami "bahasa cinta" pasangannya, maka kasus akan berulang.

Menurut riset ada 5 tipe bahasa cinta yang tiap orang berbeda satu sama lain yaitu pujian, pemberian, kebersamaan, layanan, sentuhan. Jika bahasa cinta seseorang ini dikenali dan diaktivasi maka kantung cintanya akan membesar berbunga bunga.

Namun bahasa cinta hanya "potret permukaan dari kondisi sesungguhnya", atau fenomena puncak gunung es. Ada yang lebih mendasar daripada itu, yaitu bahwa keluarga atau rumahtangga umumnya hampa dari makna keberadaannya atau tidak mengetahui misi pernikahannya.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa penyebab perceraian adalah karena tidak adanya MISI sebuah keluarga dan tidak adanya proses PENDIDIKAN di dalam sebuah keluarga.

Banyak keluarga yang telah menikah bertahun tahun, namun tidak pernah menyadari pentingnya misi keluarga atau misi pernikahan sehingga tidak merasa perlu menemukannya dan menuliskannya.

Bisa juga karena tidak paham makna misi, karena ada keluarga yang menyebutkan bahwa misi keluarganya atau misi pernikahannya adalah untuk beribadah kepada Allah atau untuk menjadi khalifah di muka bumi. Tidak salah namun "so high".

Padahal beribadah dan menjadi khalifah adalah maksud penciptaan sekaligus maksud pernikahan, bukan misi pernikahan. Lalu apa dan mengapa misi pernikahan?

Mengapa Misi Pernikahan itu Penting?

Bayangkan sebuah keluarga ibarat sebuah Kapal Terbang. Maka setiap Kapal Terbang memerlukan perencanaan serta rute penerbangan untuk mencapai landasan di bandara tujuan. Tanpa perencanaan dan rute penerbangan maka landasan bandara tujuan hanya mimpi semata. Apalagi jika bandara yang dituju lebih dari satu.

Jika cuaca cerah terus, tidak bertemu badai dan taufan, maka kapal terbang akan melakukan penerbangan sesuai rencana, melalui rute dan ketinggian semestinya yang direncanakan, kemudian tiba tepat waktu sampai di tujuan.

Sayangnya, jarang ada perjalanan yang benar benar sesuai rencana, karena sepanjang perjalanan selalu ada awan comulonimbus yang harus dihindari, awan tebal yang memaksa berbelok sedikit atau menaikkan ketinggian, turbolensi yang menyebabkan guncangan dsbnya.

Namun selama memiliki perencanaan dan rute penerbangan, sang pilot dan kopilot dapat selalu mengecek alat navigasi agar selalu merujuk kepada perencanaan penerbangan dan rute yang sudah direncanakan lalu mengendalikan pesawat agar kembali pada tracknya sehingga sampai ke tujuan. Mungkin tidak tepat waktu, namun setidaknya mendekati perencanaan.

Begitulah pentingnya misi dalam sebuah keluarga, layaknya perencanaan pemerbangan dan rutenya.

(Bersambung)

Sumber: FB ust Harry Santosa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi ke 10 Matrikulasi IIP batch#1

Saudara & Persaudaraan