Misi Pernikahan atau Misi Keluarga (Part 2)

Misi Pernikahan atau Misi Keluarga (Part 2)
By: Ust. Harry Santosa

#fitrahkeluarga #familycoremission

Mengapa Misi Pernikahan atau Misi Keluarga itu Penting?

Menuliskan Misi Keluarga sungguh bukan karena "gaya gaya" an atau "ikut ikutan" perusahaan, namun justru jauh sebelum ada perusahaan di muka bumi, maka keluargalah sesungguhnya "company" tertua yang ada. Keluargalah yang merupakan pilar peradaban yang harus memiliki misi dan visi.

Case 1

Kita mulai dari kisah sederhana. Seorang perenang mempersiapkan dirinya berbulan bulan untuk berenang melintasi selat Inggris. Pada saatnya, didampingi sebuah kapal laut, sang perenang memulai renangnya melintasi selat dari sisi daratan yang satu menuju sisi daratan lainnya di seberang selat.

Setelah berenang cukup lama, sang perenang merasa sudah sangat kelelahan dan daratan di seberang tidak kunjung sampai.

Akhirnya karena tidak tahan lagi, sang perenang meminta dinaikkan ke kapal pendampingnya. Setelah dinaikkan ke kapal, ternyata daratan tujuan sebenarnya hanya tinggal berjarak beberapa puluh meter saja.

Mengapa sang perenang merasa tidak bisa bertahan padahal daratan hanya tinggal beberapa rengkuh lagi, ternyata perenang itu berenang di malam hari sehingga tidak mampu melihat daratan di seberang.

Andai perenang ini bisa melihat daratan di seberang yang tidak jauh lagi tentu semangatnya akan muncul kembali dan mengerahkan sisa kekuatannya untuk mencapainya.

Jika misi dan visi keluarga jelas maka keluarga akan bershabar dan konsisten mencapainya.

Case 2

Sebelum pembebasan Persia oleh Islam, Panglima Perang Persia, Rustum, menanyakan apa Misi Pasukan Muslim datang ke Persia kepada seorang Panglima Muslim.

Jawabannya adalah, bahwa Misinya adalah, pertama, untuk membebaskan manusia dari penyembahan kepada Makhluk, menuju penyembahan kepada Allah semata. Kedua adalah untuk membebaskan manusia dari kesempitan dunia menuju kepada kelapangan akhirat. Ketiga adalah untuk membebaskan manusia dari kezhaliman agama agama kepada keadilan Islam.

Ketika Misi ini ditanyakan kepada tentara dengan jabatan terendah, ternyata jawabannya sama. Lalu Rustum, panglima Persia itu berkata, jika ada pasukan yang Misinya dipahami secara sama sejak dari Panglima tertinggi sampai tentara terendah maka ini adalah pasukan yang tak akan terkalahkan.

Sejarah kemudian mencatat kehebatan pasukan yang dipimpin Sa'ad bin Abi Waqah RA, ketika membebaskan Imperium Persia. Sampai hari ini banyak yang masih tidak percaya bagaimana sepasukan yang tidak punya angkatan laut bisa menyeberangi Sungai Tigris. Sampai hari ini banyak yang heran bagaimana 5.000 tentara bisa menaklukan 250.000 tentara.

Itulah Kekuatan Misi. Ini berlaku bukan hanya pada pasukan juga pada organisasi manapun, termasuk keluarga. Jika Misi dan Visi dipahami sama oleh seluruh anggota keluarga, maka akan memberikan kekuatan besar untuk mampu mewujudkannya secara bersama oleh seluruh anggota keluarga.

Case 3

Banyak yang bertanya, bagaimana Bunda Hajar bisa mendidik Ismail AS menjadi anak yang luarbiasa patuh pada Allah, juga sangat santun dan halus tutur katanya serta mulia akhlaknya (ghulamun halim), .padahal bunda Hajar hanya seorang diri, sang Suami meninggalkannya di Padang Pasir tandus, sementara sang suami hanya bertemu beberapa kali dengan anaknya itu.

Barangkali banyak yang lupa bahwa di dalam alQuran, Allah mengabadikan misi dan visi keluarga dari Nabi Ibrahiem AS yang dinarasikan dalam doa doanya untuk anak, istri dan keturunannya. Doa doa itulah narasi besar seorang Ayah bernama Ibrahiem tentang misi dan visi (peran dan cita cita) keluarga dan keturunannya.

Misi Keluarga atau Tugas Keluarga  Nabi Ibrahiem AS untuk anak dan keturunannya dituangkan dalam doa dan dinarasikan dengan kata kata "...agar kelak dibangkitkan Nabi dari keturunanku yang membacakan ayat ayat Allah pada kaumnya, mensucikan mereka dan mengajarkan Kitab dan Hikmah" (QS 2:129). Misi atau Tugas biasanya berupa kata kerja, "to help", "to solve", "to lead".

Value pribadi beliau yang menguatkan misi keluarganya adalah Leader (Imam), Patuh, Hanif dan Syukur (QS 16: 120-122)

Sementara,  Visi atau Cita Cita tentang keturunannya adalah agar tetap menjadi orang yang mendirikan Sholat (QS 14:40), Shalih (QS:37:100), Tidak Syirik (QS 14:35), sebagai orang yang patuh QS 2: 128). Visi atau cita cita adalah kata keadaan atau kata sifat.

Begitulah kekuatan MIsi, dan kekuatan seorang Ayah sejati yang berperan menemukan jalan bagi keluarganya (Find the Way), memimpin jalannya (Lead the Way) serta menunjukkan dan mengkomunikasikannya kepada keluarganya dengan intens (Show the Way).

Lalu sang Istrilah, Bunda Hajar, yang kemudian menurunkan Misi, Value dan Visi menjadi program pendidikan anaknya, Ismail AS. Maka kita temukan dalam sejarah bahwa Ismail AS walau hanya beberapa kali bertemu ayahnya namun semua narasi doa doa Ayahnya itu kemudian terwujud menjadi akhlak dan adabnya.

Mari sesaat kita renungkan hikmah masing masing case di atas. Semoga kita bisa memahami hikmah (insight) nya dengan baik.

Maka kini saatnyalah kita bersama pasangan mulai bersinergi menyusun Misi dan Visi keluarga. 

Tanpa misi dan visi, berumahtangga dan mendidik anak adalah pekerjaan yang bisa tersesat orientasinya, kehilangan arah dan keshabaran, mudah putus asa, lemah harapan dan optimisme dsbnya.

Lalu bagaimana caranya? Bagaimana bersinergi dengan pasangan menuliskan Misi Keluarga?

(Bersambung)

Sumber FB Ust Harry Santosa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misi Pernikahan atau Misi Keluarga (Part 1) by Ust. Harry Santosa

Materi ke 10 Matrikulasi IIP batch#1

Saudara & Persaudaraan