NHW2 Matrikulasi IIP batch#1

NHW2 MATRIKULASI IIP BATCH#1

NICE HOMEWORK #2

Bunda, setelah semalam kita belajar tentang "membangun peradaban dari dalam rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.

Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami

b. Lihatlah anak-anak anda, tuliskan kekuatan potensi dari mereka, siasati kelemahan masing2.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? kearifan lokal apa yg anda lihat? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

e. Setelah menjawab pertanyaan a-d. Sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

Selamat membaca hati dan menuliskannya dengan nurani. Sehingga kata demi kata di nice homework #2 kali ini akan punya ruh, dan menggerakkan hati yang membacanya.

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

-A-
Nice homework kedua dari kelas Matrikulasi IIP ini tak sesulit yang pertama tapi buat saya justru lebih menguras hati dan pikiran. Bagaimana tidak? Di poin A saja sudah dibuat tersenyum-senyum sendiri saat membuat surat cinta untuk sang pendamping hidup selama ini. Sebenarnya sudah seringkali saya membuat surat cinta untuk suami, saat hari lahir, milad pernikahan atau saat sedang ingin mengungkapkan perasaan saya kepadanya. Tapi.. Yaah.. Respon dari suami tetap sama. Dari surat ke-satu, ke-dua dan seterusnya. Hehee..
Karena tipe suami bukan tipe yang romantis.
Paling beliau hanya mengucapkan:
"Terimakasih ya.. I love you" (sambil mengecup kening dan pipi saya)

Saat menulis PR NHW2 poin A ini bukan respon suami yang membuat hati saya gelisah, tapi justru perasaan cinta saya kepadanya yang merasa terbaharui.
Saat kata hati saya tertumpah ruah dalam tulisan itu, seakan hati saya ikut berjanji bahwa saya akan selamanya cinta kepadanya. Cinta yang didasari oleh Ridho Allah semata. Cinta yang menjadikan sebuah jalan menuju Syurga-Nya.
Semoga perjalanan hidup dan cinta kami kan sampai pada-Nya.
Aamiin Allahumma Aamiin.

-B-
1. Daffa Muhammad Al-Ghazali (11 tahun 4 bulan)
Laki-laki, Lahir di Depok, 24 Januari 2005, dengan berat badan 2.700 gram dan panjang 50cm.

Melihat potensi anak sulung kami, sejak dia mulai bisa bermain, dan bisa diajak komunikasi, saya melihat ada kecerdasan logika pada Daffa, dia sangat cepat berhitung, menyelesaikan puzzle, mudah menghafal cerita.

Saat usianya baru sekitar 7-8 bulan, dia sangat tau bila saya melewatkan satu lembar buku cerita yang biasa saya bacakan sebelum tidur. Dia akan meminta saya untuk membacanya dari awal sampai akhir. Dari situ saya melihat bahwa Daffa memiliki kecerdasan yang cukup membanggakan saya.

Ketika Daffa mulai sekolah, jiwa kepemimpinannya mulai terlihat. Dari TK sampai SD dia sudah tak ragu-ragu lagi untuk menjadi imam sholat dhuha, atau sholat Dzhuhur berjama'ah dikelasnya.

Sejak kelas 2 SD, Daffa sudah minta dimasukkan kepesantren. Karena abinya memang sudah sering memperkenalkan lingkungan pesantren sejak Daffa kelas 1 SD. Alhamdulillah keinginan kami bersinergi. Dan ketika Daffa berusia 8 tahun 6 bulan, masuklah ia ke pesantren dikelas 4 SD.

Selama dia dipesantren, Alhamdulillah bisa mengikuti program pesantren tanpa hambatan yang berarti. Kelemahannya dalam hal manajemen waktu apalagi saat bermain 'game' bisa teratasi setelah beberapa bulan dia mengikuti ritme rutinitas pesantren.

Daffa pun tercatat sebagai murid termuda dikelasnya dan cukup berprestasi. Dia beberapa kali tampil sebagai pengisi acara dengan tim nasyid di pesantren. Bahkan pernah ikut rekaman walaupun hanya sebagai backing vocal di CD Para Pecinta Qur'an yang dijual di Daqu Shop.
Dan dengan prestasinya yang lain, yaitu:
-Hafal 8 juz Al Qur'an
-Sering diikutkan olimpiade Sains dan Matematika tingkat Kota, walaupun belum ada yang tembus sebagai juara.
-Juara 3 Lomba Pidato berbahasa Arab antar cabang PPPA Daarul Qur'an.
-Juara 2 Lomba Tahfidz tingkat Kecamatan Sukmajaya.
-Peringkat 3 atau masuk 5 besar dikelasnya.
-Santri Tahfidz Terbaik tahun 2014-2015
-Santri Piket terbaik tahun 2015-2016.
Dan pernah juga ditunjuk sebagai Ketua Kamar di tahun 2015-2016.

Saat ini, Daffa kelas 6 SD Shighor, dia bersama seorang temannya yang bernama Yaasiin, dari Seattle Amerika, dipilih menjadi santri Takhassus. Program Daarul Qur'an yang ditujukan khusus untuk menambah hafalan Qur'an saja.

Dan insya Allah, kami sedang mempersiapkannya untuk meraih cita-citanya belajar di Mesir menuntaskan hafalannya menjadi Hafidz Qur'an 30 juz dan mewujudkan mimpinya menjadi Ilmuwan yang sukses yang tak lupa berbakti untuk Tanah Airnya. Semoga Allah mengabulkannya. Aamiin.

2. Dyfana Shafiya Ardiansyah (7 tahun 4 bulan)
Perempuan, Lahir di usia 36 minggu dengan berat badan 2.350 gram di Depok, 24 Januari 2009.

Dyfana mulai bisa berbicara 1-2 suku kata saat usianya 18 bulan, lebih lama dari abangnya yang usia 12 bulan sudah bisa bicara satu kalimat pendek dengan jelas.
Di usia itu pula anak ketiga saya lahir.

Melihat perkembangan anak kedua kami ini. Yang perhatiannya agak terbagi dengan kehadiran adik barunya. Dyfana cenderung mudah marah bahkan mengamuk jika ada keinginannya yang tidak terpenuhi.
Tapi semakin usianya bertambah, Dyfana tumbuh sebagai anak yang 'girlie' sekali. Lincah dan aktif.

Ketika usia TK, bakat seni yang diturunkan dari neneknya dan saya yang suka bernyanyi.. itu dulu loh yaa, kalo sekarang saya disuruh bernyanyi.. Apa kata dunia? ^_^
Kalau ibu saya memang sejak kecil juara menyanyi sekampung, hehe.. Bahkan di usia beliau saat ini yang sudah memasuki 66 tahun, belum lama ini juara 1 Lomba Menyanyi Manula tingkat Jabodetabek di TMII
Hehehe..

Kembali ke Dyfana..
Dyfana yang aktif dan lincah itu membuat saya mencarikan sanggar tari agar bakat dan minatnya tersalurkan.
Potensinya dibidang seni musik dan tari mengantarkannya pada kegiatan-kegiatan pentas seni di berbagai tempat.

Antara lain:
-menjadi opening guest star di ajang fashion show di Bintaro Exchange, menari tarian tradisional betawi "Sirih Kuning"
-Juara 2 lomba Tari tingkat TK yang diselenggarakan SDIF Al Fikri tahun 2014.
-Juara 2 lomba Tari tingkat SD yang diselenggarakan Global Islamic School tahun 2015.
-Juara 2 fashion show pakaian tradisional yang diselenggarakan SDIT As Shof tahun 2015.
-Juara 3 lomba Doa harian yang diselenggarakan Masjid Baiturrahman Depok tahun 2014.
Dan tampil di berbagai acara tingkat RT dan Mall wilayah Depok.
Kedisiplinannya mengikuti berbagai kegiatan, sering menghadapi berbagai hal disetiap acara, menjadikan Dyfana anak yang tangguh.

Dyfana juga anak yang penyayang. Dia bisa membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, dan merawat saya ketika saya terbaring sakit.
Pengalamannya ketika dia sakit dan harus di operasi usus buntu pun telah menginspirasi dia untuk menjadi seorang dokter. Katanya dia ingin menjadi dokter yang ramah dan baik hati. Membantu menyehatkan orang lain dengan tulus.
Semoga Allah mengabulkannya. Aamiin.

3. Dyziana Khalila Ardiansyah (5 tahun 10 bulan)
Perempuan, Lahir di Depok, 13 Juli 2010.

Anak bungsu kami sejak lahir sangat senang dibacakan buku cerita. Bicaranya pun lugas dengan artikulasi yang jelas. Saat Dyzi berusia 3 tahun dia sudah bisa membaca buku cerita dan kadang dia bisa menceritakannya kembali dengan versinya.

Dyzi juga saya fasilitasi ikut sanggar tari bersama kakaknya. Potensinya mulai terlihat di kecerdasan bahasa, dan seni musik. Daya tangkapnya terhadap suatu pelajaran cukup baik. Dia pun bisa menghafal Qur'an dengan baik.

Dyzi sangat nyaman bermain dengan temannya yang lebih kecil. Dia bisa mengasuh dan membuat anak tetangga kami betah berada dirumah kami.
Sifatnya yang senang dengan anak bayi dan anak yang usianya lebih kecil darinya membuatnya bercita-cita menjadi dokter anak, penulis atau guru.
Semoga Allah mengabulkannya. Aamiin .

-C-
Saya menyukai banyak kegiatan sejak kecil dan saat masih sekolah.
Berbagai kegiatan baik intra maupun ekstra kurikuler saya ikuti. Mulai dari OSIS, paskibra, PMR, kesenian, pecinta alam, basket dan Tae Kwon Do.

Saat SMU saya mewakili paskibra sekolah untuk seleksi Paskibraka tingkat Kabupaten Bogor dan lolos. Saya juga sering mengikuti kejuaraan Tae Kwon Do dan Basket, Saya juga suka berkemah, naik gunung dan panjat tebing bersama teman-teman pecinta alam.
Sejak dulu saya senang mengisi waktu luang dan berorganisasi hingga saat ini.

Sekarang, saya adalah ibu rumah tangga yang memutuskan resign dari tenaga kependidikan di salah satu sekolah swasta di Raden Saleh Depok, 3 tahun yang lalu.
Saya memutuskan untuk menjadi full mommy karena anak-anak.

Merasa senang berkumpul, selalu belajar dan berbagi semampu saya,
Sayapun senang ketika dipilih menjadi ketua komite disekolah anak, menjadi pengajar tahsin di salah satu majelis ta'lim di perumahan Griya Kalibaru. Menjalin silaturahim dengan mengikuti arisan di lingkungan RT.
Kegiatan tersebut saya lakukan saat anak-anak berada disekolah. Selain antar jemput anak sekolah, mengantar mereka les, kadang-kadang kami juga mengikuti playdate yang diadakan komunitas homeschooling yang juga kami ikuti untuk memperkaya wawasan, memperluas persahabatan dan menambah pengalaman.
Walaupun masih belajar dan mencari-cari apa potensi saya yang sejati. Saya cenderung menikmati menjadi seorang pendidik.

-D-
Lingkungan disekitar rumah saya kurang kondusif karena sebagian besar penduduk disitu mayoritas penduduk asli.
Tantangannya adalah merubah pola pikir yang lebih cerdas.

Suatu saat nanti, saya ingin sekali membuat rumah belajar yang ramah anak dirumah saya. Mudah-mudahan terwujud. Aamiin.

-E-
Melihat dari potensi anak-anak, saya, dan suami yang selalu mendukung semua kegiatan kami. Maka, kami berusaha menjadi keluarga yang bisa menginspirasi masyarakat setempat. Bahwa dengan menjadi pembelajar sejati, dan selalu mengedepankan pendidikan anak sesuai dengan keyakinan dan anugerah bakat yang Allah berikan.
Sesuai janji-Nya:
"Allah akan menaikkan derajat hidup seseorang yang berilmu, satu derajat"
Wallahu 'alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misi Pernikahan atau Misi Keluarga (Part 1) by Ust. Harry Santosa

Materi ke 10 Matrikulasi IIP batch#1

Saudara & Persaudaraan