BERJALAN PADA MISI HIDUP

BERJALAN PADA MISI HIDUP

Oleh : Septi Peni Wulandani

Setiap memasuki bulan September, saatnya saya lebih menata hati, mengingat ada satu hari di bulan itu yang menjadi “jatuh tempo” masa kontrak hidup saya di dunia ini. Usia digulung hari demi hari, bulan dan tahun tanpa terasa. Sebenarnya nafas ini terus berjalan seiring jalannya waktu, setia menuntun kita ke pintu gerbang kematian, sebagai proses ruh kita untuk berpindah ke dimensi lain.

MANUSIA ADALAH PENGENDARA DI ATAS PUNGGUNG USIANYA

Terus berbuat baik selama hari ini masih milik kita, Itu kuncinya. Jangan tertipu dengan usia muda, karena untuk mengakhiri kontrak hidup di dunia ini tidak harus tua. Jangan pula terpedaya dengan badan sehat, karena syarat mati tidak harus sakit.

Lebih dari 40 tahun menapaki hidup itu sesuatu yang luar biasa, karena inilah titik kritis usia manusia di muka bumi ini. Saking sangat spesialnya usia ini, sampai diabadikan di QS Al Ahqaf :15 :

Allah swt. berfirman:”…., sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”

Sejak memasuki usia 40 tahun saya kembali berkomitmen pada diri sendiri, bahwa saya akan berjalan pada jalur misi hidup saya, tidak akan tertarik hal lain meski itu sangat menarik, karena saya yakin….

ORANG YANG BERJALAN PADA JALUR MISI HIDUPNYA MAKA SEMESTA AKAN MENDUKUNG

Dan sekarang dua tahun berjalan dari komitmen tersebut, banyak hal-hal ajaib yang saya dapatkan. Semuanya bukan sebuah kebetulan melainkan sebuah kebenaran. Satu pelajaran yang saya dapat selama memasuki dua tahun periode 40 tahun ke atas ini adalah ….

JIKA KAMU PUNYA MIMPI, TERUSLAH BERJALAN KE DEPAN, JANGANLAH DIAM TERLALU LAMA, APALAGI MELAMBATKAN DIRI SENDIRI,TERUSLAH BERJALAN MENUJU KESEMPURNAAN, MESKIPUN MUNGKIN TIDAK AKAN PERNAH MERAIH KESEMPURNAAN TERSEBUT, TETAPI PERCAYALAH KITA SUDAH BERADA DI JALUR YANG TEPAT.

Terima kasih untuk Ibu Bapak yang selalu memasukkan nama saya dalam doa-doa mereka, mas Dodik Mariyanto sebagai imam keluarga , yang dengan sabar mendidik saya menjadi ibu kebanggan keluarga. Terima kasih untuk  Enes Kusuma, Ara Kusuma dan Elan Jm yang selalu memberikan kejutan di hari istimewa dan bersedia memposisikan diri sebagai salah satu alasan keberadaan hidup bagi saya.Terima kasih untuk Abah Rama Royani yang berkenan menjadi bapak ideologis saya, menuntun keluarga kami untuk menemukan peran hidup masing-masing. Terima kasih untuk para sahabat dan teman-teman yang sudah mendoakan saya tepat di hari keluarnya “jatuh tempo” kontrak hidup saya di dunia ini, dan alhamdulillah minimal sampai hari ini, Allah masih memberikan perpanjangan kontrak hidup saya. Saya semakin yakin bahwa

ALLAH TIDAK AKAN SEGERA MENGHENTIKAN KONTRAK HIDUP KITA, SELAMA MISI HIDUP KITA DI DUNIA INI BELUM SELESAI

maka Berjalanlah pada Misi Hidup , hal tersebut membuat kita merdeka, menentukan langkah, tanpa bergantung pada siapapun kecuali DIA yang Maha Memberi Hidup.

Mohon maaf belum bisa membalas satu persatu. Catatan ini saya buat sebagai balasan cinta yang sudah saya terima dari teman-teman dengan tulus dan penuh kasih sayang. Karena ternyata pelajaran hidup yang saya dapatkan hidup ini bukan TAKE and GIVE, melainkan GIVE andGIVEN.

SUKSES TAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN APA YANG KITA DAPATKAN DALAM HIDUP INI, ATAU APA YANG KITA RAIH UNTUK DIRI SENDIRI. MELAINKAN APA YANG KITA LAKUKAN UNTUK ORANG LAIN.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misi Pernikahan atau Misi Keluarga (Part 1) by Ust. Harry Santosa

Materi ke 10 Matrikulasi IIP batch#1

Saudara & Persaudaraan